Lebih dari 10 tahun hidup di perantauan gue bersyukur banyak ketemu orang baik, seorang kawan pernah bilang “orang baik biasanya bakal ketemu orang baik, cuma ya biasanya yg ga baik lebih banyak.”

Well, Veri Junaedi adalah salah satunya, sebelum mengenal baik kami sempat bertemu beberapa kali saat persiapan pemilu 2014 sama-sama di KPU tapi beda bidang beliau di peraturan perundangan gw di teknologi mungkin circa 2012, di tahun yang sama di kepentingan yang lain kami dipertemukan di sebuah program yaitu Matamassa program inisiatif masyarakat untuk pemantauan pemilu. Tak lama kemudian kami berada satu gedung dalam usaha rintisan kami masing-masing.

Veri Junaedi, adalah sosok yang istimewa berbeda dengan image orang yg bekerja dibidang hukum kebanyakan yg gw kenal. Entah apa yang dia lihat sama gue sehingga mau berteman sama gue. Mungkin karena kesamaan kami spontan, ketika punya ide kemudian langsung dieksekusi.

Dia orang yg tiba-tiba ga ada angin ga ada hujan tiba-tiba ngajak makan bareng, yang mungkin setiap Ramadhan ngajak buka bareng, setiap kesempatan makan-makan gw selalu diundang. hmm mungkin ini juga salah satu kesamaan kami, kami suka makan enak.

Beberapa kali kami nyoba buat bikin usaha rintisan bareng juga tapi ga jalan, kami terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, meski gagal pertemanan kami baik-baik saja. ya gue menemukan definisi pertemanan tak sebatas materi dari orang-orang baik sekitar gue.

Perbedaan usia kami ga terlalu jauh, Gue udah nganggep dia seperti kakak gue sendiri. Sekali gue pernah ngenalin perempuan spesial gue ke dia, gue ajak ke pembukaan rumah makannya. buat gue ini adalah big move karena gue bukan tipe orang yg selalu ngenalin cewek gue ke orang-orang terdekat, unless she has taken half of my soul. Sayangnya gw ga berjodoh sama dia.

Sekitar 3 Minggu yang lalu seperti biasa dia kontak ngajakin ngopi di proyek rumah barunya di Cibinong, dia bercerita setiap weekend dia nginep disana. Rumahnya gede iya memang dia sekalian menyiapkan untuk kantor istrinya yang notaris. Ajaibnya dia juga tetep bikin area buat kumpul2 seperti yg biasa kami dan kawan-kawan sering lakukan.

“Ini nanti kita bisa kumpul-kumpul disini mas, terus yang bawah itu bisa buat barbeque, sebelah sana nanti saya bikin kolam renang, terus nanti pintu ke rumah udah saya bedakan biar yg ngumpul ga ganggu orang rumah, dan kalo kemaleman males balik udah saya siapkan kamar khusus tamu” kata Beliau sambil tertawa-tawa

Kemudian kami makan, dan gue dikenalkan seluruh keluarga besarnya dari neneknya yang biasa dia panggil emak sampai ibunya. saat itu neneknya bercerita tentang masa kecil mas Veri yang sudah ditinggal bapaknya dari usia 4 bulan dalam kandungan, kemudian ibunya yang banting tulang sebagai single parents membesarkan dia, juga paman dan sodara-sodaranya yang lain yang bahu membahu membesarkan dia. “Saya juga ga nyangka dia akan jadi anak yang pinter begini” ujar emak

Saat itu gue jadi tau darimana kebaikan dia berasal. Dia dibesarkan oleh orang-orang yang baik dan tidak pernah putus asa. dalam hati gue bertanya apa harus jadi orang sesusah ini buat jadi orang berhasil? Gue melihat mas Veri ini orang yg berhasil. Dia berhasil menjalin pertemanan dengan banyak orang dari berbagai kalangan, dia berhasil membangun kantornya yang nyaris ga sepi dari pelanggan, dan menularkan kebaikannya pada ketiga putrinya yang masih kecil.

Sekitar dua Minggu lalu dia memasang status di WA bahwa dia terkena Covid 19, gw kirim pesan ke dia semoga lekas pulih. Namun tak pernah terbalas hingga siang tadi gue dapat kabar dari Fadli teman kami bahwa Mas Veri sudah Wafat siang tadi pukul 14.10 di RS. Pelni.